Kamis, 16 Maret 2017

Bentuk Kepala dan Bentuk Dada

1.      Bentuk Kepala dan Bentuk Dada

*      Bentuk Kepala

Image result for jenis bentuk kepala manusia
Image result for jenis bentuk kepala manusia

Penjelasan
1.      Plagiocephaly adalah adanya bagian datar di kepala yang menyebabkan bentuk kepala terlihat tidak simetris. Plagiocephaly terjadi akibat beberapa faktor. Kemungkinan pertama adalah faktor kandungan, misalnya dari rahim yang sempit saat bayi di dalam kandungan, kehamilan kembar, atau kurangnya cairan ketuban. Jenis yang paling umum dan terjadi ketika kepala gepeng di satu sisi, sehingga menyebabkannya terlihat asimetris dan terdistorsi. Contohnya, telinga dapat sejajar dan jika dilihat dari atas kepala, tampak seperti jajar genjang.
2.      Brachycephaly adalah ketika bagian belakang kepala menjadi rata, menyebabkan kepala melebar. Terkadang bagian depan tengkorak akan menonjol keluar. Sindrom ini dapat terjadi saat bayi masih di dalam rahim. Ini juga lebih sering terjadi pada bayi yang lahir prematur.
3.      Dolichocephaly adalah struktur tulang kepala mereka men- jadi rusak dan roman mereka yang panjang dengan kepala gembur penuh air karena kekurangan kalsium.
4.      Mesocephal  adalah tengkorak (kepala) yang sedang panjangnya, yaitu jika index cephalicusnya 76 sampai 80,9.
5.      Hydrocephalus adalahpenyakit menumpuknya suatu cairan di dalam otak.
6.      Microcephaly (Microcephalus) adalah kondisi neurologis yang jarang terjadi di mana kepala bayi secara signifikan lebih kecil dari kepala anak-anak lain akibat kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang pada bayi.
7.      Anencephaly adalahkecacatan kelahiran di mana bayi dilahirkan tanpa bahagian otak dan tengkorak. Anencephaly terjadi di awal perkembangan bayi yang belum lahir. Ini terjadi ketika bagian atas dari tabung saraf gagal menutup. Mengapa hal ini terjadi tidak diketahui. Kemungkinan penyebab termasuk racun lingkungan dan rendahnya asupan asam folat oleh ibu selama kehamilan.

*      Bentuk Dada

Ada empat macam bentuk dada di mana keempat bentuk  ke empat bentuk dada ini berhubungan dengan gangguan pernapasan. Adapun keempat bentuk dada ini yaitu:

1. Barrel Chest (Dada Barel) : Bentuk dada yang menyerupai barel, hal itu terjadi karena hasil hiperinflasi paru. Hiperinflasi ialah terjebaknya udara akibat saluran pernapasan yang sempit/menyempit. Pada keadaan ini terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Penyakit yang bermanifestasikan barrel chest ini misalnya asma berat dan PPOK (jenis emfisema). Umumnya di temukan di pria


2.  Funnel Chest (Dada Corong) : Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek) perkembangan tulang paru yang menyebabkan depresi ujung bawah sternum (tulang tengah di dada). Pada bentuk dada seperti ini rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan pembuluh darah besar, sehingga murmur (suara bising) pada jantung sering terjadi. Funnel chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets atau sindrom marfan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvg11xjuXoQbgnjhCWghyGjP5WfsppjOgrzIpvOqJO4rBPRJ-kX4z-sOWJ8o3Eop6g_oSuCXUQMZoU4RTBwkYJloAB-r-Y5AOlmd87VV-KrIytmxWkLoxUNLYNDaBjn22cBaTKJiACXGs/s200/FUN.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL6RRbFXXMNJNidw521QhAVQuO1qNG4NJQwFecfyq0JByQTCH50Rw6KuHuLQpGElzvdPidSizgGAYtP-iL5M-rW1gTQnd-Gc9G7x9NEOQYJDM4epK3TsrPM04x7ptTm7eIbL48uh2WeGs/s200/funnel+chest+c.png


3. Pigeon Chest (Dada Merpati) : Bentuk dada ini terjadi ketika ada pergeseran yang menyebabkan "lengkungan keluar" pada sternum dan tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Pigeon chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrom marfan, atau kifoskoliosis berat.
  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSLNRebx_8cMpG7e6IUw9G5QaMxA8SA1mkDeI6I-OGgMnB3cmAm9xt7DBsX-CN_gQ2JP8o0lsUgRIcYORtJclDKu6iT8fwjHAjhgxW24RoO_rQyeEjPbkQ6wEw619J6g5faxJP4oa2Imo/s1600/PIGEON.jpg
4. Khyposcoliosis : Keadaan ini ditandai dengan elevasi skapula dan spina berbentuk huruf 'S' sesuai namanya yang terdiri dari kifosis (tulang belakang ke arah depan) dan skoliosis (ke arah samping). Kifoskoliosis yang berat dapat mengurangi kapasitas paru dan meningkatkan kerja pernapasan. Bentuk dada ini dapat terjadi sebagai akibat sekunder dari polio(- mielitis) atau sebagai manifestasi dari sindrom marfan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhtLT-xGnHMs1i_kNxsf43mnpAQgfEf9NLqjw1_6tKza0WwgzwCJ_uhCPtfCmgadS6QDNC79OW9PZom1HIePOr1A18aaCeK0cgz86Ff5kKIUKpFX6zYdvFMojYRf58V6kNr708xn-F9Wo/s200/khyposcoliosis.jpg

2.Kelainan bentuk dada akibat kelainan tulang belakang
a. Kifosis
Kifosis yaitu kelainan tulang belakang yang bentuknya bengkok ke arah belakang.
Penyebab Kifosis
·         osteroporosis atau pengeroposan tulang
·         connective tissue disorders
·         tuberkulosis
·         infeksi pada tulang belakang
·         kaku tulang belakang
·         kanker atau bisa pula akibat tumor jinak
 Gejala Kifosis
·         tubuh merasa cepat lelah
·         postur tubuh yang bungkuk
·         nyeri punggung ringan
·         rasa kaku
Tipe Kifosis
·         Kifosis idiopatik
Kifosis idiopatik masih belum diketahui apa penyebab jelasnya namun menurut para ahli, penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan.
·         Kifosis congenital
Kelainan tulang belakang yang satu ini terjadi karena pembentukan tulang punggung yang tidak sempurna. Kifosis congenital biasa terjadi pada bayi juga anak-anak. Kifosis ini juga disebut dengan kifosis bawaan karena kelainan tulang ini terjadi sejak dalam kandungan.
·         Kifosis postural
Kifosis postural disebabkan oleh kebiasan duduk atau posisi tidur yang salah. Kifosis postural banyak dialami oleh seseorang yang sudah tua. Namun penyebabnya adalah kita membiasakan posisi duduk ataupun tidur salah sejak masih muda. Jika anda ingin terhindar dari kifosis postural tentu anda harus membiasakan kebiasaan tidur dan duduk saat masih muda. (baca juga: cara menjaga kesehatan tulang)
Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang bentuknya bengkok ke arah kanan atau bisa pula ke kiri. Kelainan ini banyak terjadi pada anak-anak sebelum mengalami masa pubertas. Banyak kasus skoliosis yang dialami oleh anak-anak masih bersifat ringan sehingga tidak perlu perawatan. Namun disarankan untuk terus mengawasinya dengan seksama serta dianjurkan untuk menjalani X-Ray dalam mengetahui perkembangannya.

b. Skoliosis
1. Gejala Skoliosis
Kelainan tulang belakang skoliosis dapat dideteksi melalui penampilan fisiknya yang berubah. Anggota tubuh yang paling banyak mengalami perubahan adalah bagian pinggul, dada atau bahu.
·         Secara umum penderita akan merasakan kesulitan bernapas terutama jika kelengkungan tulang telah bertambah parah.
·         Salah satu bahu tampak lebih tinggi
·         Salah satu sisi pinggul terlihat lebih menonjol
·         Penderita mengalami bentuk tubuh yang condong ke arah satu sisi
·         Tulang belikat pada salah satu sisi tampak lebih menonjol
Tidak hanya gejala- gejala di atas, namun beberapa penderita juga mengalami nyeri pada punggungnya. Penderita biasanya mengalami nyeri pada bagian titik lengkungan. Hal ini disebabkan oleh lengkungan tulang yang semakin parah. Nyeri tersebut dapat menyebar  hingga area kaki, pinggul atau bahkan tangan. Rasa nyeri akan bertambah ketika mereka menggerakkan tangan atau hanya sekedar berdiri dan akan mereda ketika mereka membaringkan tubuh dengan posisi punggung lurus.(baca juga : obat sakit pinggang paling ampuh)
Kelainan tulang belakang skoliosis dapat mempengaruhi sistem syaraf ketika bagian syaraf pada ujungnya tertekan oleh salah satu tulang belakang yang melengkung. Pada kejadian ini, bahkan penderita dapat mengalami kaki kebas, susah buang air kecil dan susah BAB. Bagi penderita pria, kasus skoliosis yang parah dapat menyebabkan terjadinya gangguan ereksi.
Penyebab Skoliosis
Penyakit skoliosis termasuk kelainan tulang belakang yang tergolong susah untuk dicegah karena penyebabnya yang belum diketahui dengan jelas. Namun ada beberapa tipe skoliosis yang dapat dikelompokkan menurut penyebabnya seperti:
·         Skoliosis degerenatif
Skoliosis tipe ini dapat terjadi akibat tulang belakang yang mengalami kerusakan secara perlahan-lahan. Skoliosis tipe ini dapat menyerang orang dewasa seiring dengan usianya yang bertambah. Dalam hal ini pada bagian tulang belakang mengalami penyempitan dan kondisi yang semakin lemah. Pada beberapa kasus, skoliosis degeneratif disebabkan oleh penyakit parkinson, osteoporosis, akibat operasi, motor neurone disease serta skerosis multipel.
·         Skoliosis idiopatik
Para ahli menyatakan jika faktor terjadinya skoliosis idiopatik adalah faktor genetik. Dari semua penderita kelainan tulang belakang, skoliosis idiopatik dianggap yang paling banyak diderita. Hal ini dibuktikan melalui benyaknya penderita skoliosis yang mengaku menderita skoliosis idiopatik hingga 80%.
·         Skoliosis kongenital
Tipe skoliosis yang satu ini disebabkan oleh tulang belakang yang tumbuh secara tidak normal saat masih di dalam kandungan
c.Lordosis
Lordosis adalah kelainan pada tulang belakang yang bentuknya bengkok ke arah depan.
Penyebab Lordosis
·         Kebiasaan buruk ketika duduk
·         Berat badan yang berlebihan sehingga tubuh tidak kuat dalam menahan berat badan
·         Kondisi tubuh yang sudah buruk sejak anak-anak
·         Melemahnya kesehatan tulang sehingga kepadatannya turun dan menyebabkan osteoporosis
·         Perubahan struktur tulang
3.Suara Pernapasan
Suara napas adalah suara yang dihasilkan aliran udara yang masuk dan keluar paru pada waktu bernapas. Pada proses pernapasan terjadi pusaran eddies dan benturan turbulensi pada bronkus dan percabangannya. Getaran dihantarkan melalui lumen dan dinding bronkus. Pusaran dan benturan lebih banyak pada waktu inspirasi(menarik napas) disbanding ekspirasi (mengeluarkan napas), hal inilah yang menyebabkan perbedaan suara antara inspirasi dan ekspirasi.
Suara napas ada 3 macam yaitu suara napas norma(vesikuler), suara napas campuran(bronkovesikuler) dan suara napas bronkial.
1.      Suara napas vesikuler bernada rendah, terdengar lebih panjang pada fase inspirasi daripada ekspirasi dan kedua fase bersambung(tidak ada silent gaps).
2.      Suara napas bronkial bernada tinggi dengan fase ekspirasi lebih lama daripada inspirasi dan terputus(silent gaps).
3.      Sedangkan kombinasi suara nada tinggi dengan inspirasi dan ekspirasi yang jelas dan tidak ada silent gaps disebut bronkovesikuler/vesikobronkial.
Suara napas vesikuler pada kedua paru normal dapat meningkat pada anak, orang kurus dan latihan jasmani,. Bila salah satu meningkat berarti ada kelainan pada salah satu paru. Suara vesikuler melemah kemungkinan adanya cairan, udara, jaringan padat pada rongga pleura dan keadaan patologi paru.
Suara napas bronkial tidak terdengar pada paru normal, baru terdengar bila paru menjadi padat, misalkan konsolidasi.
Suara napas asmatik yaitu inspirasi normal/ pendek diikuti ekspirasi lebih lama dengan nada lebih tinggi disertai wheeze.

5. Bunyi Nafas Tambahan 
Bunyi nafas tambahan merupakan suara getaran dari jaringan paru yang sakit. Semestinya, suara ini tidak ada pada kondisi normal. Bunyi nafas tersebut, di antaranya adalah:
1.      Ronki kering, merupakan bunyi yang terputus, terjadi oleh getaran dalam lumen saluran nafas akibat penyempitan. Kelainan ini terjadi pada mukosa atau adanya sekret yang kental dan lengket. Terdengar lebih jelas pada ekspirasi walaupun pada inspirasi sering terdengar juga. Suara ini dapat terdengar di semua bagian bronkus, makin kecil diameter lumen, makin tinggi dan makin keras nadanya. Wheezing merupakan ronki kering yang tinggi nadanya dan panjang yang biasa terdengar pada serangan asma.
2.      Ronki basah. Ronki basah sering juga disebut dengan suara krekels (crackles) atau rales. Ronki basah merupakan suara berisik dan terputus akibat aliran udara yang melewati cairan. Ronki basah halus, sedang atau kasar tergantung pada besarnya bronkus yang terkena dan umumnya terdengar pada inspirasi. Ronki basah halus biasanya terdapat pada bronkiale, sedangkan yang lebih halus lagi berasal dari alveolus yang sering disebut krepitasi, akibat terbukanya alveoli pada akhir inspirasi. Sifat ronki basah ini dapat nyaring (infiltrat)atau tidak nyaring (pada edema paru). Krekel dapat dihilangkan dengan batuk, tapi mungkin juga tidak. Krekels mencerminkan inflamasi atau kongesti yang mendasarinya dan sering timbul pada kondisi seperti pneumonia,bronkitis, gagal jantung kongesti, bronkiektasis, dan fibrosis pulmonal serta khas pada pneumonia dan interstitial atau fibrosis.Timing (waktu) ronkhi ini sangat penting. Ronki inspirasi awal menunjukan kemungkinan penyakit pada jalan napas kecil, dan khas untuk hambatan jalan napas kronis. Ronki lainnya terdengar pada inspirasi awal dan bersifat kasar sedang. Ronki berbeda dengan yang terdengar pada gagal ventrikel kiri yang terjadi di akhir siklus pernapasan.
Ronki pada inspirasi akhir atau paninspirasi menunjukan kemungkinan penyakit yang mengenai alveoli dan dapat bersifat halus, sedang, atau kasar. Ronki halus dideskripsikan sebagai bunyi rambut yang digosok-gosok dengan jari-jari tangan. Bunyi ini secara khas disebabkan oleh fibrosis paru. Ronki sedang biasanya akibat gagal ventrikel kiri, bila ada cairan alveoli merusak fungsi dari surfaktan yang disekresi dalam keadaan normal. Ronki kasar khas untuk pengumpulan sekret yang tertahan dan memiliki kualitas seperti mendeguk yang tidak mengenakan. Bunyi ini cenderung berubah dengan batuk yang juga memiliki kualitas yang sama. Bronkiektasis paling sering menyebabkan terjadinya ronki, tetapi setiap penyakit yang menimbulkan retensi sekret dapat menyebabkan gangguan ini.
Ronki mungkin disebabkan oleh hilangnya stabilitas jalan napas perifer yang kolaps pada saat ekspirasi. Tekanan inspirasi yang tinggi menyebabkan terjadinya pemasukan udara cepat ke dalam unit-unit udara distal. Hal ini menyebabkan pembukaan yang cepat dari alveoli dan bronkus kecil atau bronkus sedang yang mengandung sekret pada bagian-bagian paru yang berdeflasi sampai volume residu. 3
3. Bunyi gesekan pleura (p.viseralis dan p. parietalis). Bunyi ini terjadi akibat inflamasi permukaan pleura yang mengakibatkan bunyi krekling. Bunyi ini paling jelas terdengar pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi. Seringkali, bunyi ini dilukiskan sebagai bunyi yang dibuat dengan menkeriat-keriutkan kulit yang sudah disamak. Bunyi ini dapat terdengar terutama bila permukaan pleura menjadi kasar atau menebal karena sel-sel radang atau neoplasma atau endapan fibrin.(2)
Bunyi terdengar cukup jelas dan dapat ditingkatkan dengan memberikan tekanan pada dinding dada menggunakan bagian kepala stetoskop. Bunyi ini dapat ditirukan dengan menggesekan ibu jari dan jari telunjuk di dekat telinga. Bunyi grating dari friction rub ini tidak dapat diubah dengan membatukannya. Jika hanya terdengar selama inspirasi, bunyi ini mungkin sulit dibedakan dari krekels, yang mungkin terdengar multiple dan terlalu nyaring sehingga yang diduga adalah bunyi krekels. Friction rub terdengar sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks.3
3.      Hippocrates succusionmerupakan suara cairan pada hidropneumotoraks yang terdengar bila pasien di goyang-goyangkan.

6.BUNYI JANTUNG UTAMA

Bunyi jantung utama terdiri dari bunyi jantung I, II, III, dan IV.
(1) Bunyi jantung I
Bunyi jantung I ditimbulkan karena getaran akibat menutupnya katup atrioventrikular terutama katup mitral. Pada keadaan normal terdengar tunggal. Faktor-faktor yang memengaruhi intensitas BJ I adalah:
·         Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot ventrikel, makin Kuta dan cepat, makin keras bunyinya.
·         Posisi daun katup atrio-ventrikular pada saat sebelum kontraksi ventrikel. Makin dekat terhadap posisi tertutup, makin kecil kesempatan akselerasi darah yang keluar dari ventrikel, dan makin pelan terdengarnya BJ I. Sebaliknya, makin lebar terbukanya katup atrioventrikular sebelum kontraksi, makin keras BJ I, karena akselerasi darah dan gerakan katup lebih cepat.
·         Jarak jantung terhadap dinding dada. Pada pasien dengan dada kurus, BJ akan terdengar lebih keras dibandingkan dengan pasien gemuk. Demikian juga pada pasien dengan emfisema pulmonum, BJ akan terdengar lebih lemah.
·         Untuk membedakan BJ I dengan BJ II, pemeriksaan auskultasi dapat disertai dengan pemeriksaan nadi. BJ I akan terdengar bersamaan dengan denyutan nadi.

·         (2) Bunyi jantung II
 Bunyi jantung II (BJ II) timbul karena getaran menutupnya katup semilunar Aorta maupun Pulmonal. Pada keadaan normal, terdengar pemisahan (splitting) dari kedua komponen yang bervariasi dengan pernapasan pada anak-anak atau orang muda. Bunyi jantung II terdiri dari komponen aorta dan pulmonal (BJ II = A2 + P2). Komponen A2 lebih keras terdengar pada area aorta di sekitar ruang intercostal II kanan. Komponen P2 hanya dapat terdengar keras di sekitar area pulmonal.
·         (3) Bunyi jantung III
Bunyi jantung III (BJ III) disebabkan oleh getaran cepat dari aliran darah saat pengisian cepat (rapid filling phase) dari ventrikel. Hanya terdengar pada anak-anak atau dewasa muda atau keadaan dimana compliance otot ventrikel menurun (hipertrofi atau dilatasi).

·         (4) Bunyi jantung IV
Bunyi jantung IV (BJ IV) disebabkan oleh kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke ventrikel yang compliance menurun. Jika atrium tidak berkontraksi dengan efisien, misalnya pada atrial fibrilasi, maka bunyi jantung IV tidak terdengar.
Bunyi jantung sering dinamakan berdasarkan daerah katup dimana bunyi tersebut didengar. M1 berarti bunyi jantung I di daerah mitral. P2 berarti bunyi jantung II di daerah pulmonal. Bunyi jantung I akan terdengar jelas di daerah apeks, sedangkan bunyi jantung II dikatakan mengeras jika intensitasnya terdengar sama keras dengan bunyi jantung I di apeks.

BUNYI JANTUNG TAMBAHAN

Bunyi jantung tambahan merupakan bunyi yang terdengar akibat adanya kelainan anatomis atau aliran darah yang dalam keadaan normal tidak akan menimbulkan bunyi atau getaran.

Bunyi jantung tambahan terdiri dari:
·         Klik ejeksi (ejection click) : adalah bunyi yang disebabkan karena pembukaan katup semilunar pada stenosis/penyempitan.
·         Ketukan perikardial : bunyi ekstrakardial yang terdengar akibat getaran/gerakan perikardial pada perikarditis/efusi perikardium.

BISING JANTUNG (MURMUR)

Bising jantung (murmur) merupakan bunyi yang ditimbulkan akibat getaran yang timbul dalam intensitas waktu yang lebih lama. Jadi, perbedaan antara bunyi dan bising terutama berkaitan dengan lamanya bunyi/getaran berlangsung.

Bising jantung terdiri dari:
·         Bising holosistolik: mengisi seluruh fase siklus jantung. Ditemukan pada mitra insuffisiensi atau ventricular sepal defect (VSD).
·         Bising sistolik-diastolik: mengisi baik fase sistolik maupun diastolik siklus jantung.
·         Bising sistolik: terdengar pada fase sistolik, ditemukan pada Atrial Stenosis (AS), Pulmonal Stenosis (PS), Ventrikular Septal Defect (VSD), Mitral Insuffisiensi (MI).
·         Bising diastolik: terdengar pada fase diastolik, misalnya pada Insuffisiensi Aorta (AI).
·         Continous Murmur: terdengar terus-menerus, misalnya pada Patent Ductus Arteriosus (PDA).
·         Bising yang terdengar pada sebagian dari satu fase siklus jantung: (1) Late systolic murmur, misalnya pada prolaps katup mitral, (2) Early diastolic murmur, misalnya pada aorta insuffiency (AI) atau pulmonal inssufisiency (PI) (3) Late diastolic murmur, misalnya pada mitral stenosis.

7. Peristaltik Usus
Peristaltik  Ususadalah gerakan yang terjadi pada otot-otot pada saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang sehingga menimbulkan efek menyedot/menelan makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Hal ini menjelaskan mengapa air yang kita minum tidak tumpah keluar kembali walaupun kita minum sambil menjungkirbalikan tubuh sekalipun.
-          Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara dalam usus.
-          Bising usus normalnya 5-30 kali/menit. Jika kurang dari itu atau tidak ada sama sekali kemungkinan ada peristaltik ileus, konstipasi, peritonitis, atau obstruksi.  Jika 2 menit tidak terdengar bunyi usus “tidak ada bunyi usus”.  Jika peristaltik usus terdengar lebih dari normal kemungkinan klien sedang mengalami diare.
-          meningkat pada ileus obstruksi, terdengar seperti ada arus “denting” bernada tinggi yang disebut borborigmi, dan menurun pada ileus paralitik atau peritonitis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar